Ular Terbang (Marga Chrysopelea)

Terdapat 3 spesies ular di Marga Chrysopelea

Balik ke Chrysopelea
Ular Pohon Emas
Suku : Colubridae
Anak Suku : Colubrinae
Marga : Chrysopelea
Spesies : Chrysopelea ornata
Panjang Maksimum : 1.3m /  130cm
Kontribusi terhadap ekosistem : Ular ini membantu mengontrol populasi kadal, dan juga akan memakan kelelawar, tikus, dan ular kecil. Ular yang muda menyediakan makanan bagi burung pemangsa ular dan ular ini akan dimakan oleh ular lain seperti Ular Anang atau Ular Welang.
Bahaya bagi manusia : Ular Pohon Emas dapat menggigit dengan agresif ketika ditangkap, mereka bertaring belakang dan memiliki bisa rendah. Tapi tidak menimbulkan bahaya bagi manusia.
Status konservasi dan ancaman :Ular Pohon Emas tidak memiliki masalah konservasi di Indonesia. Spesies ini telah beradaptasi dengan baik di sekitar pemukiman manusia dan merupakan salah satu ular terbang yang cukup sering ditemukan di Indonesia. Namun, mereka sering dibunuh oleh orang-orang yang keliru percaya mereka berbahaya. Ular menarik ini cukup sering diperjual belikan sebagai hewan peliharaan.
Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi

Ular Pohon Emas remaja (Sumber gambar dari sini)
Terdapat variasi dengan bintik-bintik merah (Sumber gambar dari sini)
Spesies mengaggumkan ini merupakan anggota dari ular terbang yang lebih dapat sering ditemukan dibandingkan spesies lainnya. Ular ini dapat ditemukan di berbagai habitat termasuk hutan sekunder, perkebunan, lahan pertanian, pohon tinggi dekat rumah dan kebun pedesaan. Mereka sangat mahir dalam memanjat pohon, tetapi kelihatannya juga dapat memanjat permukaan lainnya juga seperti tembok. Seperti Ular Terbang yang lain, ular ini mampu melayang di udara. Meskipun namanya Ular Pohon Emas, tubuhnya memiliki warna yang sebenarnya hijau atau hijau - kuning pada warna dasar tubuh hitam. Kepalanya berwarna hijau dengan corak hitam dan kepalanya berbentuk kegepengan. Ular ini aktif pada siang hari dan dapat ditemukan hingga ketinggian 550m. Mereka biasa ditemukan beristirahat pada cabang pohon kelapa sawit, namun juga dapat ditemukan di pepohonan tua yang sudah tinggi dan besar. Ular ini kadang-kadang juga ditemukan di goa, dimana ia memangsa pada kelelawar. 
Individu muda 

Ular ini sangat pandai dalam menghindari pemangsa atau orang yang ingin menangkapnya, sesaat mereka sudah memanjat pohon, mereka dapat meluncur ke pohon yang lain atau masuk ke dalam semak-semak atau vegetasi lebat mereka akan hilang dan sudah tidak dapat terlihat keberadaannya. Dengan taring belakang dan bisa rendah yang dimilikinya, ular ini tidak dapat memberikan ancaman besar bagi manusia, namun jika ia mengunyah ia dapat memberikan bisa yang cukup banyak, yang dapat menyebabkan pembengkakan cukup besar, namun biasanya tidak pernah menyebabkan luka serius. Ular ini memangsa tikus , kadal , dan ular lebih kecil lainnya. 

Mangsa favorit mereka kelihatannya adalah Tokek (Gekko gecko) yang dapat tumbuh hingga ukuran cukup besar, mereka sering terlihat memangsa pada Tokek. Diketahui ular ini memproduksi sekitar 6 sampai 12 butir telur, anakan baru menetas sekitar 15-20cm dan mirip dengan induknya, namun pola dan warna mereka lebih terang.








Ular Terbang Firdaus
Family : Colubridae
Subfamily : Colubrinae
Genus : Chrysopelea
Species : Chrysopelea paradisi
Panjang Maksimum : 1.2m
Kontribusi pada ekosistem : Menjaga keseimbangan populasi tokek, cicak, dan kadal terbang. Ular ini juga merupakan makanan bagi burung pemangsa, dan biawak.
Bahaya bagi manusia : Bisa ular ini cukup kuat untuk melumpuhkan kadal. Efeknya pada manusia hanya akan menyebabkan gatal gatal dan pembengkakan kecil.
Status konservasi dan ancaman : Ular Terbang tidak memiliki masalah konservasi di Indonesia, dan jarang dijual belikan sebagai hewan peliharaan
Persebaran : Bangka, Belitung, Jawa, Kepulauan Mentawai, Natuna Archipelago, Nias, Riau

Ular terbang memiliki bintin-bintik merah yang khas
Ular Terbang sedang memangsa pada Tokek (Gekko gekko)
Ular Terbang dianggap oleh beberapa sebagai ular langka. Ini adalah spesies bertaring belakang dengan bisa rendah cukup kuat untuk melumpuhkan mangsa kecil , mangsa utamanya kadal pohon, tetapi juga dapat memangsa katak pohon dan kelelawar. Spesies ini aktif di siang hari, ular ini merupakan pemanjat yang mahir , dan paling sering ditemukan di puncak pohon-pohon kelapa. 

Ular ini dapat ditemukan pada hutan dengan ketinggian hingga 1,500m. Seperti anggota lain dari genus Chrysopelea ular ini memiliki kemampuan luar biasa untuk meluncur dari pohon ke pohon, ini dicapai dengan meratakan tubuh sehingga permukaan ventral menjadi cekung , dan kemudian meluncurkan dirinya dari pohon ke pohon. Tubuhnya ramping, ekornya panjang. Ular ini bertelur  sekitar 5 sampai 8 telur.


















Ular Terbang Merah
Family : Colubridae
Subfamily : Colubrinae
Genus : Chrysopelea
Species : Chrysopelea pelias
Panjang Maksimum : 0.74m / 74cm
Kontribusi terhadap ekosistem : Ular ini membantu mengontrol katak pohon, cicak dan tokek.
Bahaya bagi manusia : Ular Terbang ini bertaring belakang serta memiliki bisa rendah, alias tidak dapat membahayakan mausia.
Status konservasi dan ancaman : Ular Terbang Merah dianggap spesies yang sangat langka, namun status konservasi masih tidak diketahui.
Distribusi : Bangka, Jawa, Kepulauan Mentawai, Nako, Natuna Kepulauan, Nias, Kepulauan Riau, Sumatera, Kalimantan


Sumber gambar dari sini
Sumber gambar dari sini
Ular cantik ini jarang terlihat, penampakannya sangat langka dan informasi mengenai ular ini pun juga sedikit. Ular ini aktif pada siang hari dan hidup eksklusif di pohon. Ular ini mudah diidentifikasi oleh warna tubuhnya yang berwarna kemerahan dan belang-belang hitam putih di seluruh tubuhnya termasuk kepalanya, ular ini memiliki permukaan ventral berwarna kuning-putih. Ular ini memangsa katak pohon, cicak, dan tokek. Seperti Ular Terbang, spesies ini mampu meluncur jarak yang cukup jauh dari pohon ke pohon. Informasi mengenai ekologi spesies ini sangat dikit.

No comments:

Post a Comment