Dog Faced Water Snake
Suku : Homalopsidae
Anak Suku : Homalopsinae
Marga : Cerberus
Spesies : Cerberus rynchops
Panjang Maksimum : 1m
Kontribusi pada ekosistem : Menjaga keseimbangan populasi ikan, kodok dan vertebrata akuatik lainnya, ular ini juga merupakan mangsa bagi predator lain seperti ular lebih besar.
Bahaya bagi manusia : Ular bertaring belakang, berbisa rendah ini tidak berbahaya
Status konservasi dan ancaman : Ular ini tidak memiliki masalah konservasi di Indonesia.
Persebaran: Sumatera
Ular sering ditemukan ini merupakan penghuni spesialis terutama di perairan bakau, muara dan badan air payau lainnya, namun ular ini juga dapat ditemukan di berbagai macam badan air tawar dan habitat berlumpur.
Ular ini datang bergerombolan pada malam hari untuk memakan ikan dan invertebrata seperti kepiting saat airnya sedang surut. Ular ini berbisa rendah namun tidak bertemperamen agresif.
Ular ini telah beradaptasi dengan baik untuk hidup di lingkungannya seperti memiliki rongga hidung yang dapat menutup untuk menahan air masuk. Mereka juga memiliki kelenjar sekresi garam untuk membuang kadar garam yang ada pada tubuhnya.
Mereka telah beradaptasi secara morfologis dengan baik untuk dapat menjelajahi lingkungan berlumpur mereka, seperti dapat melintasi lereng lumpur yang terjal dan licin dengan cukup gampang. Sisik dorsal mereka coklat-abu-abu, daerah ventral coklat dengan bercak putih atau krim.
Terdapat garis hitam dari mata hingga lehernya dan matanya terletak di atas kepalanya. memberikannya pandangan di atas permukaan saat ia berada dibawah air. Ular induk melahirkan anak dalam jumlah 8 hingga 26, yang berukuran 17-25cm.
Foto 1 : Seekor ular dalam posisi siap memburu (Foto oleh Nathan Rusli)
Foto 2 : Mereka bersifat semi akuatik (Foto oleh Nathan Rusli)
Foto 3 : Rawa-rawa atau hutan bakau merupakan habitat favorit bagi ular Cerberus rynchops (Foto oleh Nathan Rusli)
Jenis ular lain tidak berbahaya terlihat serupa
Sumber :
Suku : Homalopsidae
Anak Suku : Homalopsinae
Marga : Cerberus
Spesies : Cerberus rynchops
Panjang Maksimum : 1m
Kontribusi pada ekosistem : Menjaga keseimbangan populasi ikan, kodok dan vertebrata akuatik lainnya, ular ini juga merupakan mangsa bagi predator lain seperti ular lebih besar.
Bahaya bagi manusia : Ular bertaring belakang, berbisa rendah ini tidak berbahaya
Status konservasi dan ancaman : Ular ini tidak memiliki masalah konservasi di Indonesia.
Persebaran: Sumatera
Ular ini datang bergerombolan pada malam hari untuk memakan ikan dan invertebrata seperti kepiting saat airnya sedang surut. Ular ini berbisa rendah namun tidak bertemperamen agresif.
Ular ini telah beradaptasi dengan baik untuk hidup di lingkungannya seperti memiliki rongga hidung yang dapat menutup untuk menahan air masuk. Mereka juga memiliki kelenjar sekresi garam untuk membuang kadar garam yang ada pada tubuhnya.
Mereka telah beradaptasi secara morfologis dengan baik untuk dapat menjelajahi lingkungan berlumpur mereka, seperti dapat melintasi lereng lumpur yang terjal dan licin dengan cukup gampang. Sisik dorsal mereka coklat-abu-abu, daerah ventral coklat dengan bercak putih atau krim.
Terdapat garis hitam dari mata hingga lehernya dan matanya terletak di atas kepalanya. memberikannya pandangan di atas permukaan saat ia berada dibawah air. Ular induk melahirkan anak dalam jumlah 8 hingga 26, yang berukuran 17-25cm.
Foto 1 : Seekor ular dalam posisi siap memburu (Foto oleh Nathan Rusli)
Foto 2 : Mereka bersifat semi akuatik (Foto oleh Nathan Rusli)
Foto 3 : Rawa-rawa atau hutan bakau merupakan habitat favorit bagi ular Cerberus rynchops (Foto oleh Nathan Rusli)
Jenis ular lain tidak berbahaya terlihat serupa
- Karena ular ini kadang ditemukan di perairan dekat hutan bakau, ular ini kadang dikira ular laut yang berbisa tinggi
Subspecies yang ada :
- Tidak ada
Nama umum
- Indonesia
- Ular Kadut
- Inggris
- South Asian Bockadam
- New Guinea bockadam
- Bockadam
Spesies lain dalam marga sama :
- Tidak ada
Sinonim
- Hydrus rynchops SCHNEIDER 1799: 246
- Hydrus cinereus SHAW 1802
- Coluber cerberus DAUDIN 1803: 167
- Python rhynchops — MERREM 1820: 90
- Homalopsis cerberus — FITZINGER 1826
- Homalopsis molurus H. BOIE 1826
- Homalopsis rhynchops — BOIE 1827
- Cerberus cerberus — CUVIER 1829
- Cerberus cinereus — CANTOR 1839
- Homalopsis rhinchops (sic) — CANTOR 1847
- Hurria rynchops — STEJNEGER 1907: 304
- Cerberus rynchops rynchops — LOVERIDGE 1948
- Cerberus rhynchops — HENDRICKSON 1966
- Cerberus rynchops — COGGER 2000: 619
Sumber :
Ular kadut berbisa ????
ReplyDeleteUlar kadut berbisa ????
ReplyDeleteTidak, aman utk diplihara & aman untuk anak kcil
ReplyDeleteIni juga ada di Kalimantan Tengah, walaupun baru 1 ekor yang pernah terlihat
ReplyDeletePadahal habitat asli nya ada di daerah muara, atau setidaknya di dekat laut
Yang saya temukan malah berada sekitar 400km dari muara/laut terdekat
Jadi kemungkinan besar ada banyak dari mereka, tapi tidak seumum ular lain
di jawa barat juga ada, sering terlihat disaluran air yang berlumpur
ReplyDeletedi jakarta juga ada ini di laut
ReplyDelete