Ular Kepala Dua (Cylindrophis ruffus)

Ular Pipa Ekor Merah /  Ular Kepala Dua
Suku: Cylindrophiidae
Anak Suku: Cylindrophiidae
Marga: Cylindrophis
Spesies: Cylindrophis ruffus
Panjang Maksimum : 0.9m / 90cm
Kontribusi pada ekosistem : Ular ini mengkontrol populasi ular kecil lain, belut dan kodok
Bahaya bagi manusia: Ular ini tidak berbisa dan tidak dapat menyebabkan luka serius kepada manusia
Status konservasi dan ancaman : Ular Kepala Dua tidak memiliki masalah konservasi di Indonesia
Persebaran : Sumatera, Riau, Banka, Kalimantan, Jawa, Sula, Buton, Sulawesi, Komodo

Ular ini terutama ditemukan pada dataran rendah, ia menyukai habitat rawa-rawa, sawah, taman, selokan, kanal, kali dan badan air tawar lainnya.

Ular ini aktif pada malam hari, dimana pada siang hari ia beristirahat dibawah tumpukan daun mati, menguburkan dirinya dibawah tanah lembab atau dibawah batu maupun kayu membusuk. Anatomi ular ini cocok untuk gaya hidup menggalinya, dapat dilihat dari bentuk tubuhnya yang silindris, serta kepala yang runcing untuk menelusuri tanah.

Ular ini memangsa terutama pada ular lain dan belut, namun juga akan memangsa pada kodok dan ikan. Ular ini disebut Ular Kepala Dua karena penampilan buntutnya sangat mirip dengan kepalanya. Jika merasa terancam, ia dapat menaikkan buntut merahnya dan meniru gaya ular sendok.

Badan ular ini coklat gelap dan memperlihatkan warna-warni jika terkena cahaya kuat atau sinar matahari, buntutnya puntul berwarna merah. Perut ular ini memiliki pola garis-garis tebal yang tidak rata, kepalanya pendek dan tumpul, sama lebar dengan tubuhnya, matanya kecil. Induk ular dapat melahirkan 5 - 12 individu muda yang berukuran sekitar 17cm.

Foto 1 : Pola garis oranye tidak selalu ada pada semua individu
Foto 2 : Daerah berair merupakan habitat favorit ular ini  (Sumber gambar dari sini)