Ular Umum Ditemukan

Ular ular yang masuk dalam daftar ini merupakan ular-ular yang dapat sering ditemukan, spesies terdaftar merupakan yang tersebar luas di seluruh Indonesia, ular yang sering ditemukan di dekat habitat manusia atau sering berkontak dengan manusia.

Ular akan digolongi oleh tingkat kebahayaan mereka terhadap manusia
Ular yang diwarnai

Hijau : Tidak Berbahaya (Tidak Berbisa hingga Berbisa rendah)

Biru Muda: Berpotensi Berbahaya (Berbisa Menengah)

Merah : Sangat Berbahaya (Berbisa Tinggi)

Ular Weling (Bungarus candidus) [Berbisa Tinggi]
Distribusi : Jawa, Sumatera, Bali, Sulawesi
Ular Weling dewasa (Sumber gambar dari sini)

Ular ini berbeda dengan Bungarus fasciaus, ia tidak memiliki tulang vertebral yang ditinggikan sehingga tidak terlihat memiliki bentuk tubuh segitiga. Ular ini terlihat lebih menyukai mendiami daerah yang memiliki dataran rata, dapat ditemukan di hutan, perkebunan dan daerah pertanian, biasa ditemukan di keitnggian hanya hingga 1200m. Mereka biasa berdiam di dekat sumber air, seperti sawah, ular ini juga kadang-kadang menggunakan lubang tikus sebagai tempat bersembunyi. Ular ini bersifat pemalu dan biasanya bersembunyi dalam tempat tertutup pada pagi hari, dimana mereka aktif pada malam hari, mereka paling aktif pada jam 9 dan 11, dimana mereka keluar dari persembunyian dan dapat ditemukan di sekitar jalanan atau tepi jalan di sekitar rumput sedang mencari mangsa.


Ular Cabai Kecil (Calliophis intestinalis) [Berbisa Tinggi]
Distribusi : Jawa, Kepulauan Mentawai, Sumatera
Sumber gambar dari sini
Ular ini dapat ditemukan di hutan lembab, sawah, kebun desa dan kadang-kadang di taman rimbun yang tak terurus. Ular ini memiliki sifat yang pemalu sehingga jarang terlihat walaupun sebernarnya populasi ular ini cukup melimpah. Ular ini hidup penuh di tanah, biasa memangsa pada ular kecil lainnya, khususnya Ular Kawat, namun juga akan memangsa kodok. Ia menyukai habitat yang tertutup dan lembab, tempat-tempat gelap yang lembab atau berisi air memiliki potensi untuk menjadi sarang bagi ular ini. 



Ular Lanang Sapi (Coelognathus radiatus) [Tidak Berbisa]

Persebaran : Sumatera, Bangka, Kalimantan, Jawa
Dalam bentuk berganti kulit (Sumber gambar dari sini)
Ular aktif pada siang hari ini gampang ditemukan ini tersebar luas dan dapat sering ditemukan di ladang terbuka, pedesaan, habitat dekat tempat tinggal manusia dan di daerah perkebunan hingga ketinggian 1500m. Ular ini memiliki tubuh yang agak gepeng dan buntut yang pendek. Mangsa ular ini adalah kadal, kodok, tetapi tikus adalah mangsa kesukaannya, ular ini dinamakan ular sapi karena sering ditemukan di sekitar kandang sapi dimana banyak tikus bersarang. Ular ini membunuh mangsanya dengan cara melilit, ular ini berjalan di tanah dan aktif pada pagi hingga malam hari. Ular ini tidak berbisa tapi memiliki air liur yang dipenuhi bakteri sehingga dapat menyebabkan infeksi pada lokasi gigitan. Ular ini berwarna coklat muda dengan garis hitam melintasi tubuh bagian atasnya yang kemudian menyambung dengan garis-garis utama pada tengah tubuhnya.


Ular Tampar / Ular Tali Picis (Dendrelaphis Pictus) [Tidak Berbisa]
Distribusi : Sumatera, Jawa, Komodo 
Sumber gambar dari sini
Sebuah spesies yang luas tersebar dan sering ditemukan, Ular Tambang  dapat ditemukan di berbagai habitat termasuk hutan sekunder , habitat sekitar pantai serta taman dan kebun sampai ketinggian 1300m. Dapat diidentifikasi dengan warna bagian atas tubuh dan kepalanya yang berwarna coklat muda, kepala ular ini memiliki "topeng" berwarna hitam yang melintasi melalui mata dan lehernya, dan garis berwarna krim atau kuning pada dua baris pertama sisik tubuhnya. Ular ini aktif di siang hari, terutama hidup di pohon, namun juga dapat ditemukan berkeliaran di lahan pertanian dan daerah berumput mencari mangsanya terutama kadal dan katak.


Ular Bandotan Macan (Ptyas mucosus/Ptyas mucosa) [Tidak Berbisa]
Distribusi : Sumatera, Jawa
Individu dewasa (Sumber gambar dari sini)
Ular ini aktif pada siang hari, dimana ia dapat ditemukan di berbagai macam habitat seperti semak-semak, hutan hujan, rawa-rawa, hutan kering maupun lembab dan habitat lainnya. Ular ini juga telah beradaptasi dengan baik sehingga dapat hidup di daerah dekat perkotaan besar, dimana banyak tikus berada, seperti daerah pertanian, pedesaan dan perkebunan. Kepala ular ini berbentuk oval, sedikit segitiga, tubuh cukup ramping dan ekor panjang. Sisiknya halus, matanya besar, iris berwarna coklat dan pupilnya besar berwarna hitam padat, dikelilingi oleh cincin kuning. Lubang hidung menonjol, lidahnya besar, berwarna hitam atau biru-hitam, kepala bagian atas berwarna coklat gelap. 



Ular Jali (Ptyas korros) [Tidak Berbisa]
Distribusi : Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali
Ular Jali dewasa (Sumber gambar dari sini)
Ular Jali adalah ular tidak berbahaya yang biasa ditemukan pada daerah pertanian dan hutan hingga ketinggian 3000m. Ini merupakan ular yang dapat sering ditemukan di berbagai macam habitat dimana keberadaan tikus banyak, bahkan daerah dekat kota-kota besar, kadang-kadang juga akan masuk ke dalam rumah warga. Spesies ini memangsa tikus, katak dan vertebrata kecil lainnya, namun terutama memangsa tikus. Ular ini aktif pada siang hari, walaupun mata mereka besar, sebuah fitur yang biasa dimiliki oleh hewan-hewan nokturnal, mereka tidak nokturnal. Biasa ditemukan di tanah, namun juga pandai memanjat pohon, walaupun jarang terlihat sampai tinggi.



Ular Bajing / Ular Gadung (Gonyosoma oxycephalum) [Tidak Berbisa]
Distribusi : Jawa, Kalimantan, Borneo, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Natuna, Sumatera, Ambon
Mereka pemanjat pohon yang mahir (Sumber gambar dari sini)
Ular ini terutama hidup di pohon, dapat ditemukan di ketinggian sampai 1,100m, aktif pada siang hari dan terkenal karena sering menyerang sarang burung, ular ini juga memakan kelelawar, tikus dan kadal. Ular ini membunuh mangsa dengan cara melilit dan tidak memiliki bisa. Dengan tubuh yang tebal, kepalanya lebih lebar dari tubuh, moncongnya panjang, sisiknya halus dan lidah berwarna biru-hitam. Ular ini akan mengembangkan dirinya jika merasa terancam, dan pelan-pelan mengibaskan lidahnya ke arah atas dan bawah, dan biasanya diam di tempat, ular ini akan menggigit jika diperlukan.



Ular Pucuk (Ahaetulla prasina) [Berbisa Rendah]
Distribusi : Anamba Nusantara, Bali, Bangka, Belitung, Butung, Jawa, Kalimantan, Lombok, Kepulauan Mentawai, Natuna Kepulauan, Nias, Kepulauan Riau, Kepulauan Sangihe, Sebuku, Simeulue, Kepulauan Sula, Sulawesi, Sumatera, Sumbawa, Ternate.
Sumber gambar dari sini
Merupakan salah satu ular paling sering ditemukan dan terpanjang dari genus Ahaetulla, Ular ini memiliki penyebaran yang luas dan bahkan dapat ditemukan dekat taman kota kota besar. Ular ini paling sering ditemukan perkebunan teh sehingga disebut dengan nama ular pucuk. Ular ini bersifat aktif pada pagi hingga siang hari dan arboreal, tubuhnya sangat slender yang cocok untuk menjelajahi melewati perpohonan. Warna tubuhnya bervariasi dari hijau muda hingga coklat, bahkan juga ada warna kuning. 







Ular Taring Kucing (Boiga cynodon) [Berbisa menengah]

Distribusi : Bali, Bangka, Belitung, Kalimantan, Flores, Jawa, Kalimantan, Kepulauan Mentawai, Nias, Kepulauan Riau, Sumatera, Sumbawa, Komodo
Sumber gambar dari sini
Ular Taring Kucing adalah spesies Boiga yang cukup besar, ia mendiami hutan dataran rendah, terutama tepi hutan, dan telah beradaptasi dengan baik pada habitat yang terganggu atau terbuka dekat dengan tempat tinggal manusia. Ular ini hidup di tanah dan juga di pohon. Tubuhnya  oranye - coklat sampai coklat kekuningan, pola pada tubuhnya dapat bervariasi. 









Ular Cincin Emas (Boiga dendrophila) [Berbisa Menengah]
Persebaran : Bangka, Belitung, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Kepulauan Riau, Sumatera
 Biasanya beristirahat saat siang hari (Sumber gambar dari sini)
Juga dikenal sebagai Ular Cincin Emas, Ular Taliwangsa, atau Ular Bakau spesies ini memiliki badan berwarna hitam, leher bawahnya berwarna kuning, cincin berwarna emas di sekitar tubuhnya memiliki jarak yang sama. Ular ini dapat ditemukan di hutan lembab sampai ketinggian 610m, selain hutan lembab, ular ini juga hidup di tempat bakau atau dekat sungai. Pada siang hari ular ini biasanya beristirahat di atas sebuah pohon, tapi di malam hari menjadi aktif, turun ke darat untuk memburu tikus , burung kecil dan telur mereka, katak, kelelawar dan kadang kadang ular lain.





Ular Terbang Emas (Chrysopelea ornata) [Berbisa rendah]
Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
Ular Pohon Emas remaja (Sumber gambar dari sini)
Spesies mengaggumkan ini merupakan anggota dari ular terbang yang lebih dapat sering ditemukan dibandingkan spesies lainnya. Ular ini dapat ditemukan di berbagai habitat termasuk hutan sekunder, perkebunan, lahan pertanian, pohon tinggi dekat rumah dan kebun pedesaan. Mereka sangat mahir dalam memanjat pohon, tetapi kelihatannya juga dapat memanjat permukaan lainnya juga seperti tembok. Seperti Ular Terbang yang lain, ular ini mampu melayang di udara. 






Ular Kepala Dua (Cylindrophis ruffus) [Tidak Berbisa]
Distribusi : Sumatera, Riau, Banka, Kalimantan, Jawa, Sula, Buton, Sulawesi, Komodo
Garis oranye tidak selalu ada pada semua individu
Ular ini terutama ditemukan pada dataran rendah, ia menyukai habitat rawa-rawa, sawah, taman, selokan, kanal, kali dan badan air tawar lainnya. Ular ini aktif pada malam hari, dimana pada siang hari ia beristirahat dibawah tumpukan daun mati, menguburkan dirinya dibawah tanah lembab atau dibawah batu maupun kayu membusuk. Anatomi ular ini cocok untuk gaya hidup menggalinya, dapat dilihat dari bentuk tubuhnya yang silindris, serta kepala yang runcing untuk menelusuri tanah. Ular ini memangsa terutama pada ular lain dan belut, namun juga akan memangsa pada kodok dan ikan. Ular ini disebut Ular Kepala Dua karena penampilan buntutnya sangat mirip dengan kepalanya. 



Ular Bandotan Tanah (Calloselasma rhodostoma) [Berbisa Tinggi]
Distribusi : Jawa
Sumber gambar dari sini
Ular ini hidup di ketinggian rendah, pada daerah pegunungan berhutan dan sekitar daerah pertanian hingga ketinggian 2000m di atas permukaan laut. Mereka hidup penuh di tanah, tidak pernah dilihat memanjat pohon. Mereka menyukai habitat yang datar dan kering, sering ditemukan bersembunyi di daerah dengan vegetasi lebat / rumput tinggi, daerah berbatu dengan dedaunan mati, dibawah kayu atau bebatuan dan dibawah pepohonan bambu. Ular ini aktif terutama pada malam hari, namun kadang-kadang juga akan aktif pada siang hari, khususnya saat hujan.





Ular Picung (Rhabdophis subminiatus) [Berbisa Tinggi]
Persebaran : Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi
Individu muda berleher warna cerah (Sumber gambar dari sini)
Juga dikenal dengan nama Ular Pudak Bromo, ular ini adalah spesies yang persebarannya luas dari dataran rendah dan hutan pegunungan rendah hingga ketinggian sekitar 1800 meter. Spesies ini diketahui oleh bagian tengkuknya yang berwarna merah menyerupai buah picung.  Ular ini aktif pada siang hari, seperti kebanyakan natricidae lain lebih sering ditemui di darat dekat badan air kecil, seperti kolam, rawa dan sungai, namun juga dapat ditemukan dekat tempat tinggal manusia seperti kebun dan sawah. Dietnya terdiri dari vertebrata air seperti katak, berudu dan ikan, katak buduk (Bufo.sp) merupakan makanan utama ular ini, yang merupakan spesies katak beracun.



Ular Hijau Ekor Merah / Ular Bangkai Laut (Trimeresurus albolabris) [Berbisa Tinggi]
Distribusi : Sumatera, Jawa, Lombok, Sumbawa, Komodo, Sumba, Flores, Roti, Wetar, Kisar
Ular jantan bergaris putih pada bibirnya (Sumber gambar dari sini)
Juga dikenal sebagai Ular Bangkai Laut, ular ini merupakan ular sering ditemukan yang telah beradaptasi dengan baik sehingga dapat hidup di habitat yang dekat dengan perumahan warga. Ular ini dapat dijumpai pada dataran rendah hanya hingga ketinggian 500m, pada pepohonan bambu, daerah yang telah dibudidayakan seperti sawah, perkebunan, tempat banyak tumpukan kayu dan kadang-kadang juga dapat ditemukan di taman. Ular ini memiliki kecenderungan untuk ditemukan di dekat sumber air, biasanya ditemukan di atas tanah beristirahat pada vegetasi rendah, semak atau pohon bambu. Ular ini bersifat nokturnal, sering ditemukan di tanah saat malam hari dimana ia berburu mangsanya yang merupakan kodok, kadal, tikus kecil dan burung. 

9 comments:

  1. Sekarang ini banyak dijual belikan ular2, baik di peat shop ataupun di pasar2, sungguh disayangkan itu karena dapat mengakibatkan rusaknya ekositem di hutan dan lingkungan. Dan lebih berbahayanya klu si penjual tidak mengerti akan karater ular, bisa atau tidak berbisa. Pembeli bisa saja jadi korban gigitan ular berbisa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju pak, keadaan seperti yang agan jelaskan memang menggambarkan situasi pet shop yang menjual hewan ular jaman kini.

      Delete
    2. entah dengan peraturan di sini, tetapi kalau di amerika untuk bisa memelihara ular berbisa harus memiliki ijin yang tidak mudah di dapat. layaknya pilot, untuk memelihara ular berbisa di sana harus memiliki jam terbang menangani ular yang teridentifikasi jam terbang nya. walau tidak sedikit pula yang diam- diam memelihara ular berbisa.

      Delete
    3. Mohon maaf,ijin menambahkan, ular yang diperjualbelikan untuk dipelihara adalah ular hasil breeding atau ternakan, bukan hasil tangkapan dari alam, sehingga diharapkan populasi ular di alam tidak terancam

      Delete
  2. ikut nimbrung ya gan...

    pengalaman saya dengan ular adalah beberapa kali menangkap beberapa jenis ular, yang paling sering tertangkap ular bandotan macan. pernah menangkap ular tampar ,dan kalau ular berbisa pernah menangkap anak kobra yang nyasar masuk rumah mertua dan anak ular picung

    saya lepaskan semua di tempat yang agak sedikit jauh dari pemukiman, karena di daerah saya (serpong) masyarakat masih cenderung membunuh ular yang ditemui.

    ReplyDelete
  3. luar biasa ..sangat berguna blog ini ..saya penasaran nama asli nya apa,di kalbar ada nama nya ular ngolat,saya tidak temukan ular itu di blog ini..ular ngolat biasa nya di perkebunan sawit termsuk ular berbisa juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih untuk apresiasinya, di blog ini memang tidak mendata semua spesies ular yang ada di seluruh Indonesia, karena beberapa masih tidak cukup informasinya atau gambarnya. Trims

      Delete
  4. Haturnuhun Om.. saya baru tahu Ular picung berbahaya..sekitar awal 90an suka masuk rumah.. saya pikir tidak berbahaya karena kepalanya tidak sefitiga. ternyata....

    ReplyDelete
  5. Terima kasih banyak blog ini bermanfaat sekali untuk saya dan teman" saya ,,

    ReplyDelete