Berbisa Tinggi dan Berbahaya
Suku : Elapidae
Anak Suku : Bungarinae
Marga : Bungarus
Spesies: Bungarus fasciatus
Panjang Maksimum : 2.1m
Bahaya bagi manusia : Ular Welang merupakan salah satu ular paling berbahaya di Indonesia, mereka memiliki bisa neurotoksik kuat yang menyerang sistem saraf, kematian dapat terjadi dalam jangka waktu 5-20 jam jika tidak ditangani. Ketika terganggu, Ular Welang akan sering menggerakan tubuhnya dengan menggeretak dan mencoba untuk menyembunyikan kepalanya daripada menggigit. Ular ini harus diperlakukan dengan hati-hati, jangan pernah coba melecehkan atau coba mengangkat ular ini.
Status konservasi dan ancaman : Ular Welang tidak memiliki masalah konservasi di Indonesia, dan jarang diperjualbelikan sebagai hewan peliharaan.
Persebaran : Jawa, Kalimantan, Borneo, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Natuna, Sumatera, Ambon.
Ular welang tersebar luas dan merupakan ular dari genus Bungarus yang paling umum. Menghuni daerah berhutan, rawa-rawa, hutan bakau, sawah dan sekitar pedesaan, ia menyukai daerah kering terbuka yang dekat dengan sumber air.
Diketahui memiliki persebaran hingga daerah yang terganggu oleh aktivitas manusia, lebih sering ditemukan pada ketinggian yang rendah, namun kadang-kadang juga ditemukan hingga hutan pegunungan pada ketinggian maksimum 2500m dpl. Ular nokturnal dan hidup di tanah. Pemalu dan tidak agresif pada siang hari, ia menyembunyi di gundukan rayap, bawah kayu atau batu dan liang yang dibuat oleh hewan pengerat.
Jika dikonfrontasi ia lebih memilih untuk menyembunyikan kepalanya dibawah tubuhnya. Setelah matahari terbenam ular ini menjadi aktif dan mampu bergerak dengan cepat, membuat ular ini jauh lebih berbahaya pada malam hari. Mangsa utama merupakan ular lain, terutama ular air (Homalopsidae), ular tikus, ular sanca kecil dan ular pucuk, namun akan juga memangsa pada kadal, kodok, ikan dan telur reptil.
Kebanyakan gigitan oleh ular terjadi pada malam hari, saat seseorang tidak sengaja menginjaknya karena tidak melihatnya. Ular ini juga sering masuk rumah warga kampung untuk memburu mangsa seperti tikus pada malam hari saat mereka tertidur di lantai dan saat mereka bergerak ular welang menggigitnya, sehingga gigitan cukup sering terjadi.
Badan mereka berbentuk semacam segitiga karena tulang punggung mereka yang dinaikkan. Garis-garis kuning hitam dengan jarak yang sama mengelilingi seluruh tubuhnya (bagian atas dan bawah, termasuk buntutnya) Tubuhnya memiliki 14 - 32 garis sementara buntutnya 2 - 5 garis. Kepalanya dominan dengan warna hitam. Ular muda bergaris abu-abu dibandingkan kuning. Induk ular bertelur 4 hingga 14 butir telur, telur dijaga oleh induknya. Periode inkubasi selama 61 hari. Ular baru menetas berukuran 24-40cm.
Foto 1 : Photo courtesy Jonathan Hakim
Foto 2 : Photo courtesy Kevin
Foto 3 : Photo courtesy Noel Thomas
Foto 4 : Photo courtesy cowyeow
Foto 5 : Photo courtesy cowyeow
Jenis ular lain tidak berbahaya terlihat serupa
Sumber :
Foto 4 : Photo courtesy cowyeow
Foto 5 : Photo courtesy cowyeow
Jenis ular lain tidak berbahaya terlihat serupa
Subspecies yang ada :
- Tidak ada
Nama umum
- Indonesia
- Ular Welang
- Inggris
- Banded Krait
Sinonim
- Pseudoboa Fasciata SCHNEIDER 1801: 283
- Boa fasciata — SHAW 1802
- Bungarus annularis DAUDIN 1803
- Aspidoclonion annulare — WAGLER 1830
- Bungarus annularis — DUMÉRIL & BIBRON 1854: 1269
- Bungarus fasciatus bifasciatus MELL 1929
- Bungarus fasciatus insularis MELL 1930
- Bungarus fasciatus fasciatus — MELL 1931
- Bungarus fasciatus — WALLACH et al. 2014: 128
Sumber :
No comments:
Post a Comment