Ular Bandotan Macan
Suku : Colubridae
Anak Suku : Colubrinae
Marga : Ptyas
Spesies : Ptyas mucosa
Panjang Maksimum : 3.2m
Kontribusi terhadap ekosistem : Terutama memangsa tikus dan membantu mengontrol populasi tikus di Indonesia. Juga akan memakan tupai, kelelawar, katak, kadal, ular kecil dan Burung. Individu muda menjadi makanan bagi ular lebih besar, biawak dan burung pemangsa.
Bahaya bagi manusia : Ular besar ini dapat menjadi agresif dan menggigit berulang kali ketika menjaga wilayahnya pada saat musim kawin, namun ular ini tidak berbisa sama sekali.
Status konservasi dan ancaman : Ular Bandotan Macan tidak memiliki masalah konservasi di Indonesia.
Persebaran : Sumatera, Jawa
Ular ini aktif pada siang hari, dimana ia dapat ditemukan di berbagai macam habitat seperti semak-semak, hutan hujan, rawa-rawa, hutan kering maupun lembab dan habitat lainnya.
Ular ini juga telah beradaptasi dengan baik sehingga dapat hidup di daerah dekat perkotaan besar, dimana banyak tikus berada, seperti daerah pertanian, pedesaan dan perkebunan.
Kepala ular ini berbentuk oval, sedikit segitiga, tubuh cukup ramping dan ekor panjang. Sisiknya halus, matanya besar, iris berwarna coklat dan pupilnya besar berwarna hitam padat, dikelilingi oleh cincin kuning.
Lubang hidung menonjol, lidahnya besar, berwarna hitam atau biru-hitam, kepala bagian atas berwarna coklat gelap. Mangsanya sangat beragam, dari tikus, kelelawar, kadal dan vertebrata lainnya.
Jika terpojok, ular ini akan mengembangkan dirinya dan mencoba menggigit pengganggunya serta membuat suara mendesis, beberapa herpetolog percaya bahwa ini merupakan sifat tiruan dari ular kobra untuk membela dirinya, sebagai hasil ular ini sering disalahpahami sebagai ular kobra dan dibunuh.
Ular ini dapat dibedakan dari ular kobra dengan gampang, dimana Ular Bandotan Macan memiliki ukuran leher yang lebih kecil dibandingkan Ular Kobra, yang memiliki leher hampir sebesar badannya.
Tubuh bagian atas dan ekor berwarna coklat terang hingga coklat gelap, dimana beberapa sisik memiliki warna coklat atau hitam gelap yang disusun dalam berbagai motif, kebanyakan individu cenderung memiliki motif garis-garis sempit tidak jelas yang hanya sampai bagian atas tubuh dan buntutnya.
Individu masih remaja memiliki punggung kuning zaitun, dan memiliki baris melintang dan bintik-bintik putih di seluruh tubuh dorsal. Sifat ular ini diurnal, semi- arboreal, namun lebih mengarah pada hidup terestrial dan dapat bergerak cepat.
Saat tidak aktif, ular ini biasanya mengumpat di tempat tertutup seperti lubang tikus, dibawah batu, tumpukan kayu dan tempat gelap sempit lainnya. Ular ini menelur sekitar 6 -18 butir telur, spesimen baru menetas 37-47 cm panjangnya.
Foto 1 : Photo courtesy YuChing TAM
Foto 2 : Photo courtesy Kevin Messenger
Foto 3 : Photo courtesy Markus Oulehla
Foto 4 : Photo courtesy cowyeow
Foto 5 : Photo courtesy cowyeow
Foto 4 : Photo courtesy cowyeow
Foto 5 : Photo courtesy cowyeow
Jenis ular lain tidak berbahaya terlihat serupa
- Naja sputatrix (Ular Kobra Jawa)
- Naja sumatrana (Ular Kobra Sumatra)
- Calloselasma rhodostoma (Ular Bandotan Tanah)
Subspecies yang ada :
- Tidak ada
Nama umum
- Indonesia
- Ular Bandotan macan
- Ular Jali
- Inggris
- Dhaman
- Oriental Ratsnake
Sinonim
- Coluber mucosus LINNAEUS 1758: 226
- Natrix mucosa — LAURENTI 1768
- Coluber blumenbachii MERREM 1820: 119
- Coluber dhumna CANTOR 1839
- Ptyas blumenbachii — FITZINGER 1843
- Coryphodon blumenbachii — DUMÉRIL & BIBRON 1854: 184
- Leptophis trifrenatus HALLOWELL 1861: 503
- Ptyas mucosus — COPE 1861
- Zamenis mucosus — BOULENGER 1890
- Zamenis mucosus — BOULENGER 1893: 385
- Zaocys mucosus — WALL 1921: 172
- Ptyas mucosus nigricans [CERNOV 1949]
- Ptyas mucosus maximus DERANIYAGALA 1955
- Ptyas mucosus — MANTHEY & GROSSMANN 1997: 386
- Coluber mucosus — LAZELL 1998
- Ptyas mucosus nigricans — SHAMMAKOV et al. 1993
- Ptyas mucosa — DAVID & DAS 2004
Sumber :
No comments:
Post a Comment