Ular Dipong
Blood Python
Suku: Pythonidae
Anak Suku: Pythoninae
Marga: Python
Species : Python brongersmai
Panjang Maksimum : 1.2m
Kontribusi pada ekosistem : Ular ini mengkontrol populasi kadal, tikus dan kadang-kadang akan memangsa burung.
Bahaya bagi manusia : Individu besar kadang-kadang dapat bertemperamen agresif, namun karena ukuran ular ini yang umumnya tidak besar, potensi untuk menyebabkan luka serius sedikit.
Status konservasi dan ancaman : Ular Sanca Dipong dipanen untuk perdagangan kulit internasional, diestimasi sekitar 70.000 hingga 200.000 individu dipanen setiap tahun. Ular ini rentan terkena eksploitasi berlebihan untuk perdagangan kulit dan hewan. Banyak jumlah ular yang dipanen secara berlebihan di Sumatera kemudian diseludupkan ke luar negara.
Persebaran : Sumatera
Ular ini adalah penghuni daerah-daerah yang telah terganggu oleh aktivitas manusia, khususnya di Sumatera Utara, spesies ini sering ditemukan di perkebunan kelapa sawit, dimana ular ini kelihatannya lebih berlimpah di habitat terganggu oleh aktivitas manusia dibandingkan habitat aslinya karena populasi tikus yang banyak tersebar disitu.
Di habitat aslinya, ular ini biasa berada di hutan hingga ketinggian 900m, biasa berada di pinggiran sungai dimana ia sering masuk ke dalam lubang tikus atau bersembunyi di tumpukan daun mati, menunggu untuk menyergap mangsa yang melewatinya, terutama tikus, hewan pengerat dan burung.
Ular ini memiliki kepala yang kecil untuk proporsi badannya yang besar. Tubuh gemuk ular ini berwarna coklat gelap hingga merah-bata dengan bercak-bercak putih pada sisinya yang bertengah hitam. Ular ini menelur 8 hingga 25 butir telur, anakan baru menetas berukuran sekitar 35cm.
Foto 1 : Ular Dipong biasa aktif pada siang hari. Individu berasal dari Thailand (Photo courtesy flickr)
Foto 2 : Ular sanca ini memiliki tubuh yang pendek namun besar dan kekar (Foto oleh Nathan Rusli)
No comments:
Post a Comment